Langsung ke konten utama

Lulus, Wisuda Lalu?




Perjalanan hidup seorang manusia tentu tidak akan pernah berhenti kecuali memang takdir yang menghentikannya (read=meninggal) sebelum takdir yang menghentikanpun ada beberapa rangkaian kewajiban yang harus di lakukan, misal belajar. Untuk hal yang satu ini (belajar) tidak ada batasnya sekalipun jika seseorang telah di nyatakan lulus dari sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi karena sejatinya kita adalah seorang pembelajar yang tidak akan di sebut selesai waktu belajarnya jika allah yang menyudahinya.

Lalu, setelah lulus dan wisuda apa yang harus di lakukan? Belajar! 
Yup. Belajar lagi belajar lagi. Tidak harus di dalam ruangan yang dimana ada mahasiswa dan dosen, ada diskusi, ada perdebatan, dan ada lain sebagainya. Belajarlah dari semua keadaan yang ada, dari waktu yang kita gunakan dan dari apa yang sudah kita lakukan dan bahkan yang akan kita lakukan selanjutnya. Jika seorang sarjana selalu di kaitkan dengan "Bekerja" maka jadikanlah saat bekerja itu adalah Belajar. Ya belajar bagaimana memenej diri, belajar menjadi tim, belajar di siplin dan belajar hal-hal yang baru tentunya. 

Para wisudawan dan wisudawati yang baru saja di sumpah saat perayaan kelulusan kemarin sudah ada rencanakah kemana akan selanjutnya kaki melangkah? Mungkin sebagian dari kita mengalami "kesulitan" untuk mendapatkan pekerjaan (mungkin ya). Lamaran sudah di layangkan kesana kemari tapi jawaban tak kunjung datang, tiap seleksi dengan hati-hati kita ikuti tapi juga tak kunjung lulus dinyatakan. Sedih? Tentu. Itu yang saya rasakan karena itulah jawaban yang beberapa kali saya dapatkan dan bertanya kenapa belum juga lulus atau kenapa belum juga ada email yang di jawab? 

Tapi semua itu ternyata menjadi pelajaran berharga ya walaupun saat menulis ini saya belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Beberapa waktu lalu Ada beberapa tawaran yang datang.
1. Karena lokasinya yang jauh (Jogja dan Malang) kembali lagi ada ridho orangtua di sana. Ya memang saya pribadi memiliki jiwa traveling yang maunya kesana kesini tapi kembali lagi orang tua tidak ingin anak bungsunya kerja jauh dari mereka. Dengan berat hati, sangat berat hati akhirnya tawaran tersebut saya batalkan.
2. Tawaran selanjutnya menjadi pengganti sementara di salah satu Day Care di Depok. Ini pekerjaan yang saya dambakan karena menurut saya menjadi bagian Day Care dapat mengasah kemampuan kita untuk mempersiapkan menjadi seorang ibu, tapi lagi lagi waktu dan ridho orangtua. Dengan berat hati lagi saya tolak tawaran tersebut. 
3. Guru ekskul Tahfidz di Sekolah Islam di Bogor. Tidak harus di jelaskan lagi intinya tetap sama tidak saya ambil. 

Jujur saja, saya merasa sedih kenapa setiap ada tawaran ada penolakan. Tapi ya kembali lagi setiap yang sudah terjadi pasti ada hikmahnya yang sekarang atau nanti kita temukan. Setelah beberapa penolakan itu saya semakin harus sabar dan berlapang hati. Saya berpikir di sinilah saya harus lebih dewasa bagaimana mengendalikan sebuah keputusan, karena di sini ada keputusan saya sendiri dan keputusan keluarga. Saya tidak ingin memaksakan kehendak sendiri karena khawatir terjadi apa-apa di kemudian hari. 

Pekerjaan bisa diibaratkan dengan JODOH. Ya jodoh itu tidak hanya berbentuk "dia" tapi pekerjaan juga adalah sebuah kenyataan dari Jodoh. Bukan begitu? Jadi pelajaran yang saya dapatkan dari beberapa penolakan adalah :
1. Ini adalah bekal mental untuk saya jika suatu hari nanti ada seseorang datang dan menyatakan dirinya untuk memilih saya tetapi ada pihak yang tidak menyetujuinya maka saya sudah mampu untuk meng-ikhlaskannya (insya allah)
2. Tidak setiap yang kita inginkan akan selalu menjadi kenyataan. Terbukti, saya sudah yakin dengan pekerjaan itu tapi ternyata hasil membuktikan lain
3 saya yakin ada yang jauh lebih baik yang akan saya dapatkan. Karena doa keluarga tidak pernah berhenti sedetikpun
4. Perhatian keluarga. Di sini saya semakin melihat bahwa keluarga sangat memperhatikan saya. Padahal dulu apa yang saya mau lakukan selalu di dukung (karena memang sesuai keinginan keluarga). Dan saat saya memilih sesuatu yang mungkin tidak sesuai maka keluarlah saran-sarannya A,b,c,d dll
5 inilah pelajaran yang sesungguhnya. 

Untuk teman-teman yang sedang menunggu dan mencari kegiatan selanjutnya. Marilah kita terus belajar jadikan apa yang terjadi ini adalah sebuah pembelajaran dan apa yang kita harapkan semoga terlaksana dengan ridho dan kelancarannya. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merantaulah Kau Akan Temukan Keluarga Baru

 Mengingat kembali nasihat seorang ulama besar, beliau adalah Imam Syafi’i sebagaimana nasihat beliau adalah kebahagiaan yang akan di dapatkan oleh seorang perantau. Merantau sering kita tahu ialah keluar dari zona aman untuk menemukan hal baru di tempat yang baru pula. Merantau sendiri mungkin sahabat gaul fresh sudah faham apa makna dari merantau tersebut. Imam Syafi’i menuturkan nasihatnya tentang merantau tersebut. “Merantaulah, orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halamannya. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang” siapa yang tidak ingin berjalan dan belajar di hamparan bumi allah yang luas ini, memetik rezeki dari seluruh belahan bumi ini. Jika kita adalah salah satu dari para pencari ilmu dan rezeki allah maka pergilah dan carilah apa yang tersimpan di dalam luasnya bumi ini. Untuk para perantau teman yang di dapati di tempat rantauan adalah keluarga baru. Meski posisi keluarga tidak akan tergantikan sampai kapanpun. Tetapi untuk para perantau kaw

Remaja Cerdas, Remaja Berprestasi

Seperti kebanyakan remaja lainnya, masa remaja ialah masa di mana sedang senang-senang nya untuk mencoba berbagai hal. Semangat nya lebih naik, senang mencoba sesuatu yang baru dan bereksperimen untuk menemukan jawabannya. Masa remaja adalah masa di mana banyak yang menyebutnya pencarian jati diri, masa untuk mengukir sejarah di masa depan. Masa remaja ini sangan rawan dengan berbagai hal terlebih pergaulan yang hingga saat ini menduduki peringkat teratas dalam mempengaruhi tumbuh kembang seorang remaja. Remaja adalah ladang untuk kita menanamkan atau mentransferkan semangat yang luar biasa. Karna di masa remaja hampir semua remaja kita masih dalam masa percobaan dan ikut ikutan. Nah di sini tugas kita sebagai senior (oalah memang sekolah ada seniornya) ya katakanlah demikian, tugas kita membimbing para remaja ini untuk tetap di jalan yang lurus. Jalan yang bukan menjerumuskannya tetapi jalan yang mengajaknya untuk tambah keren di dunia dan akhirat. Remaja kan kalau di iming-i