Lalu, setelah lulus dan wisuda apa yang harus di lakukan? Belajar!
Yup. Belajar lagi belajar lagi. Tidak harus di dalam ruangan yang dimana ada mahasiswa dan dosen, ada diskusi, ada perdebatan, dan ada lain sebagainya. Belajarlah dari semua keadaan yang ada, dari waktu yang kita gunakan dan dari apa yang sudah kita lakukan dan bahkan yang akan kita lakukan selanjutnya. Jika seorang sarjana selalu di kaitkan dengan "Bekerja" maka jadikanlah saat bekerja itu adalah Belajar. Ya belajar bagaimana memenej diri, belajar menjadi tim, belajar di siplin dan belajar hal-hal yang baru tentunya.
Para wisudawan dan wisudawati yang baru saja di sumpah saat perayaan kelulusan kemarin sudah ada rencanakah kemana akan selanjutnya kaki melangkah? Mungkin sebagian dari kita mengalami "kesulitan" untuk mendapatkan pekerjaan (mungkin ya). Lamaran sudah di layangkan kesana kemari tapi jawaban tak kunjung datang, tiap seleksi dengan hati-hati kita ikuti tapi juga tak kunjung lulus dinyatakan. Sedih? Tentu. Itu yang saya rasakan karena itulah jawaban yang beberapa kali saya dapatkan dan bertanya kenapa belum juga lulus atau kenapa belum juga ada email yang di jawab?
Tapi semua itu ternyata menjadi pelajaran berharga ya walaupun saat menulis ini saya belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Beberapa waktu lalu Ada beberapa tawaran yang datang.
1. Karena lokasinya yang jauh (Jogja dan Malang) kembali lagi ada ridho orangtua di sana. Ya memang saya pribadi memiliki jiwa traveling yang maunya kesana kesini tapi kembali lagi orang tua tidak ingin anak bungsunya kerja jauh dari mereka. Dengan berat hati, sangat berat hati akhirnya tawaran tersebut saya batalkan.
2. Tawaran selanjutnya menjadi pengganti sementara di salah satu Day Care di Depok. Ini pekerjaan yang saya dambakan karena menurut saya menjadi bagian Day Care dapat mengasah kemampuan kita untuk mempersiapkan menjadi seorang ibu, tapi lagi lagi waktu dan ridho orangtua. Dengan berat hati lagi saya tolak tawaran tersebut.
3. Guru ekskul Tahfidz di Sekolah Islam di Bogor. Tidak harus di jelaskan lagi intinya tetap sama tidak saya ambil.
Jujur saja, saya merasa sedih kenapa setiap ada tawaran ada penolakan. Tapi ya kembali lagi setiap yang sudah terjadi pasti ada hikmahnya yang sekarang atau nanti kita temukan. Setelah beberapa penolakan itu saya semakin harus sabar dan berlapang hati. Saya berpikir di sinilah saya harus lebih dewasa bagaimana mengendalikan sebuah keputusan, karena di sini ada keputusan saya sendiri dan keputusan keluarga. Saya tidak ingin memaksakan kehendak sendiri karena khawatir terjadi apa-apa di kemudian hari.
Pekerjaan bisa diibaratkan dengan JODOH. Ya jodoh itu tidak hanya berbentuk "dia" tapi pekerjaan juga adalah sebuah kenyataan dari Jodoh. Bukan begitu? Jadi pelajaran yang saya dapatkan dari beberapa penolakan adalah :
1. Ini adalah bekal mental untuk saya jika suatu hari nanti ada seseorang datang dan menyatakan dirinya untuk memilih saya tetapi ada pihak yang tidak menyetujuinya maka saya sudah mampu untuk meng-ikhlaskannya (insya allah)
2. Tidak setiap yang kita inginkan akan selalu menjadi kenyataan. Terbukti, saya sudah yakin dengan pekerjaan itu tapi ternyata hasil membuktikan lain
3 saya yakin ada yang jauh lebih baik yang akan saya dapatkan. Karena doa keluarga tidak pernah berhenti sedetikpun
4. Perhatian keluarga. Di sini saya semakin melihat bahwa keluarga sangat memperhatikan saya. Padahal dulu apa yang saya mau lakukan selalu di dukung (karena memang sesuai keinginan keluarga). Dan saat saya memilih sesuatu yang mungkin tidak sesuai maka keluarlah saran-sarannya A,b,c,d dll
5 inilah pelajaran yang sesungguhnya.
Untuk teman-teman yang sedang menunggu dan mencari kegiatan selanjutnya. Marilah kita terus belajar jadikan apa yang terjadi ini adalah sebuah pembelajaran dan apa yang kita harapkan semoga terlaksana dengan ridho dan kelancarannya. :)
Komentar
Posting Komentar